Kamis, 02 Mei 2013

[HOT NEWS] Di Aimas, 2 Korban Tewas Tertembak. Polres Sorong Siaga Satu


AIMAS-Menjelang peringatan 50 tahun integrasi Irian Barat (Pa­pua) ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Senin malam (30/4) sekitar pukul 20.00 WIT terjadi bentrok antara gabungan aparat keamanan dengan masyarakat si­pil di Aimas, Kabupaten Sorong. Infor­masi yang berhasil dihimpun Koran ini, dalam bentrok yang berujung adanya penembakan da­ri aparat keamanan, dua orang ma­sya­rakat sipil Abner Malagawak (22) dan Thomas Blesua (28) me­ning­gal dunia. Sementara korban luka-luka yang masih dirawat di Rumah Sakit Sele Be Solu , Salomi Kalarbu, Herman Lokab dan Amberias Sapisa.
Keterangan yang dihimpun Ko­ran ini, malam itu digelar ibadah rutin bersama masyarakat di kediaman Isak Kalaibin Panglima TPN OPM wilayah Sorong. “ Saat itu kami tidak melakukan kegiatan yang melanggar, hanya ibadah saja. Tetapi tiba-tiba ada penyerangan yang dilakukan tim gabungan TNI/ Polri yang menggunakan 1 mobil patroli, 2 Avansa dan 2 mobil L 200, “ujar Isak Kalaibin kepada media yang berhasil menemuinya kemarin. Ia sendiri mengaku tidak tahu alasan aparat mengeluarkan tembakan. Sebab menurut Isak Kalaibin, tidak ada kegiatan pengibaran bendera atau hal-hal lainnya. Menurutnya, setelah masyarakat melarikan diri, terdengar beberapa kali tembakan. Setelah suasana reda baru diketahui lima orang terkena tembakan. Dua diantaranya meninggal dunia.
Terkait dengan insiden penembakan ini, hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi yang disampaikan oleh Kapolres Sorong AKBP. E Zulpan, S. IK, M.Si. Kapolres Sorong yang ditemui Koran ini menjelaskan, hingga saat ini belum ada keterangan pasti dari kejadian tersebut. Oleh karena itu pihaknya masih terus menghimpun keterangan dari sejumlah pihak terkait, apabila semuanya sudah terang dan jelas maka akan disampaikan keterangan pers sehingga dari apa yang disampaikan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Akibat kejadian ini, jajaran Polres Sorong kemarin (1/5) siaga satu, yang mana selain dari jajaran Polres Sorong, sejumlah anggota Brimob Den C Sorong juga diperbantukan di Mapolres Sorong, pantauan media ini pagi hingga siang kemarin, sejumlah anggota TNI juga bersiaga di Mapolres Sorong. Sekira pukul 13.00 WIT, Kapolres Sorong memimpin langsung apel siang yang dilaksanakan, yang mana dalam arahannya menyampaikan, dari siaga satu yang dilaksanakan adalah adanya gangguan Kamtibmas yang ada di wilayah hukum Polres Sorong, banyak pertanyaan dari sejumlah masyarakat maupun pihak lainnya termasuk media, namun demikian belum dapat disimpulkan permasalahan yang terjadi.
Dikesempatan tersebut, Kapolres Sorong juga menegaskan serta mengingatkan kepada para anggota yang bersenjata untuk selalu mematuhi standar prosedur dalam penggunaaan senjata, senjata yang dipergunakan adalah untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. “ Kepada anggota yang bersenjata, gunakanlah senjata sesuai prosedur yang ada, pertanggungjawabannya berat, karena 1 butir peluru saja hilang akan dimintai pertanggungjawaban, oleh karena itu pergunakan senjata dengan baik, lakukan sesuai perintah pimpinan,”ujar Kapolres.
Sementara itu, Kepala Bidang (Ka­bid) Humas Polda Papua, Kombes Pol. I Gede Sumerta Jaya menuturkan adanya bentrok TNI/Polri dengan masyarakat terjadi saat akan adanya negoisasi dengan sekelompok masyarakat yang berseberangan dengan Indonesia yang dipimpin oleh Isak Kalaibin dengan simpatisannya 100 orang. “Kelompok itu rencananya akan menggangu aktivitas perayaan emas masuknya Papua ke NKRI yang letaknya di Sorong Kota. Dengan adanya info tersebut anggota TNI/Polri melaksanakan negoisasi dan patrol dengan maksud untuk melaksanakan himbauan dan negosiasi,” tuturnya.
Akan tetapi lanjut Kabid Humas, pada saat tiba di lokasi, tiba-tiba mobil Avansa Nomor Polisi BK 129 GW yang digunakan Wakapolres Sorong, Kompol Yudhi Pinem,S.IK dan beberapa mobil lainnya diserang menggunakan alat tajam berupa parang dan panah.  Tidak itu saja, 1 anggota Kodim/1704 Sorong luka di bagian kepala belakang sepanjang 5 Cm. “Kaca belakang serta kaca samping mobil Wakapolres rusak. Karena situasi masa sudah anarkis, maka anggota keluarkan tembakan peringatan dan anggota mundur dari lokasi,” jelasnya. Dari kejadian tersebut barang bukti yang diamankan, jelas Kabid Humas, 1 buah sangkur, 1 buah parang, 2 ketapel, 1 busur dan 1 ikat anak panah diamankan. “Ada banyak alat-alat tradisional yang diamankan. Akan tetapi untuk masyarakat, kami hanya memberikan pencerahan saja dan kemudian membubarkan diri,” paparnya.
Sementara itu, Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf, Jansen Simanjuntak, menuturkan kejadian itu terjadi setelah ada laporan ada selompok masyarakat yang berkumpul dan akan mengganggu perayaan besar 1 Mei. “Dengan adanya laporan itu oleh Kodim koordinasi dengan Kapolres Aimas. Sehingga gabungan TNI/Polri mendatangi ketempat masyarakat dan kemudian ditolak. Sebelum masuk rumah dicegat dengan panah dan dan parang untuk mengusir anggota TNI Polri,” jelasnya. Jansen menuturkan, akibatnya mobil Wakapolres Kabupaten Sorong, dan 1 anggota Kodim terluka, sehingga anggota yang ada di lokasi melakukan tembakan peringatan. “Setelah itu juga, anggota gabungan itu langsung tarik diri,” tandasnya. (ros/rat/ro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar